Ruang transit makanan MBG menjadi pos kontrol terakhir yang menentukan kelayakan makanan sebelum sampai ke tangan penerima manfaat. Badan Gizi Nasional menetapkan ruang ini sebagai area wajib yang harus setiap sekolah sediakan untuk menampung sementara makanan dari dapur SPPG. Oleh karena itu, standar keamanan dan pengawasan di ruang transit tidak boleh pengelola abaikan karena berhubungan langsung dengan kesehatan ribuan siswa.
Fungsi Strategis Ruang Transit Makanan MBG
Zona Inspeksi dan Validasi Akhir
Petugas sekolah menggunakan ruang transit makanan MBG sebagai titik inspeksi akhir sebelum mendistribusikan makanan ke kelas. Tim melakukan pemeriksaan organoleptik dengan mengecek tampilan, aroma, tekstur, dan suhu makanan yang baru tiba. Kemudian, mereka mencatat waktu kedatangan untuk memvalidasi bahwa makanan masih dalam batas aman 4 jam dari proses memasak.
Guru pendamping wajib mencicipi sampel makanan dari setiap batch yang masuk sebagai langkah validasi kelayakan. Pusat alat dapur mbg menyediakan thermometer digital untuk memastikan suhu makanan tetap di atas 60 derajat Celsius saat tiba di sekolah. Selanjutnya, petugas mencatat hasil inspeksi dalam log book harian sebagai dokumentasi pengawasan yang dapat diaudit sewaktu-waktu.
Area Pendinginan dan i
Makanan yang baru keluar dari dapur SPPG memerlukan waktu pendinginan alami sebelum dikemas dalam food tray. Tim SPPG menempatkan makanan di ruang transit untuk menurunkan suhu secara bertahap hingga mencapai kondisi ideal. Proses ini mencegah uap panas menimbulkan embun yang membuat makanan cepat basi dan menurunkan kualitas.
Staging makanan di ruang transit memungkinkan tim melakukan pemorsian yang seragam sesuai standar BGN. Ahli gizi menyiapkan sampel porsi sebagai acuan untuk memastikan setiap siswa mendapat jumlah nasi, lauk, dan sayur yang sama. Dengan demikian, tidak ada sekolah yang menerima porsi lebih kecil atau lebih besar dari ketentuan.
Standar Fasilitas Ruang Transit
Ruang transit makanan MBG memerlukan ventilasi memadai untuk menjaga sirkulasi udara tetap optimal selama proses staging. Pengelola harus melengkapi ruangan dengan rak bertingkat berbahan stainless steel untuk menata food tray dengan rapi. Kemudian, sistem pencahayaan minimal 200 lux membantu petugas melihat kondisi makanan dengan detail untuk mendeteksi tanda-tanda tidak layak konsumsi.
Pintu ruang transit wajib dilengkapi dengan kunci pengaman untuk mencegah akses tidak sah yang dapat membahayakan keamanan makanan. Beberapa sekolah memasang tralis besi dan gembok sebagai lapisan keamanan tambahan setelah insiden orang tidak berkepentingan masuk ke area transit. Lebih lanjut, CCTV monitoring membantu pengawasan real-time dan memberikan bukti visual jika terjadi masalah keamanan.
Protokol Keamanan di Ruang Transit
Petugas menerapkan sistem double check dengan melakukan inspeksi di ruang transit dan sekali lagi di dalam kelas sebelum dibagikan. Tim tidak boleh langsung mendistribusikan makanan tanpa pemeriksaan menyeluruh terlebih dahulu. Guru mendampingi siswa saat makan untuk mengawasi jika ada tanda-tanda makanan bermasalah seperti bau tidak sedap atau tekstur berlendir.
Jika petugas menemukan makanan yang mencurigakan di ruang transit, mereka harus langsung menghentikan distribusi dan melaporkan ke SPPG. Sampel makanan wajib disimpan sebagai bukti untuk pemeriksaan laboratorium jika diperlukan. Oleh karena itu, setiap sekolah harus memiliki prosedur baku untuk menangani temuan makanan tidak layak di ruang transit.
Kesimpulan
Ruang transit makanan MBG berperan vital sebagai zona kontrol kualitas terakhir sebelum makanan sampai ke siswa. Fasilitas yang memadai, protokol inspeksi ketat, dan sistem keamanan berlapis memastikan hanya makanan layak yang sampai ke penerima manfaat. Pengawasan konsisten di ruang transit menjadi kunci mencegah insiden keracunan dan menjaga kepercayaan publik terhadap program MBG.
